Wartawan di Daerah Konflik

PERTANYAAN?:
Yth. Bapak Atmakusumah

Saya telah membeli buku Bapak terbaru tahun 2009 yang berjudul Tuntutan Zaman: Kebebasan Pers dan Ekspresi. Tetapi informasi tentang kasus lima wartawan yang terbunuh di Timor Timur masih sedikit. Oleh karena itu jika ada data yang lebih rinci tentang itu dan sejauhmana Pemerintah RI telah bekerjasama dengan ICRC atau negara tetangga dalam memberikan perlindungan bagi wartawan yang meliput di sana, sangat saya nantikan. Apa perlindungan yang dilakukan oleh Pemerintah saat itu? Apa peran ICRC? Serta, apa yang harus dilakukan Pemerintah RI di masa mendatang sehingga wartawan lebih terlindungi dan tidak menjadi korban konflik internal di kemudian hari?

JAWABAN

Sama dengan Saudara Isa Ismail, saya juga tidak memiliki informasi independen yang autentik tentang peristiwa tewasnya para wartawan Australia selama terjadi konflik bersenjata di Timor Timur ketika dikuasai oleh Indonesia. Masalahnya, saya tidak pernah bertemu dan berbicara dengan narasumber yang menjadi saksi peristiwa tersebut.

Bila ingin mencatat peristiwa tersebut secara objektif, sebaiknya dikutip baik informasi berdasarkan keterangan resmi pemerintah Indonesia maupun informasi yang beredar di Australia, termasuk kesaksian warga Timor Lorosa’e (Timor Leste) dalam pemeriksaan hukum di Australia. Untuk sementara, inilah yang dapat kita lakukan.

Sebagai perlindungan bagi keselamatan para wartawan kita yang sedang meliput di wilayah konflik bersenjata, sebaiknya mereka mengadakan komunikasi dengan Palang Merah Internasional (ICRC), yang memiliki kantor cabang di Jakarta. Prakarsa ini hendaknya dilakukan oleh para wartawan sebelum berangkat ke wilayah konflik.

Rincian tentang apa saja bantuan yang dapat diberikan oleh ICRC kepada para wartawan yang sedang meliput di wilayah konflik, silakan menghungi ICRC di Jakarta. (Jl Iskandarsyah I/14 Kebayoran Baru, Jakarta. Telp 720-7252, 739-756, Fax 720-0335).

Pemerintah Indonesia sebaiknya memperbaiki performance-nya seandainya pada masa depan menghadapi situasi yang serupa seperti terjadi di Timor Timur atau di Aceh pada masa pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.

Saya percaya, bila demokrasi dapat terus dirawat dan dipertahankan, kebijakan politik dan pemeliharaan keamanan di wilayah-wilayah konflik bersenjata akan jauh lebih baik daripada pada masa pemerintahan otoriter.

Atmakusumah Astraatmadja

 

 

 

 

Published in Atma Menjawab