Wartawan Wajib Bersikap Skeptis

(Bangka Pos) – SOSOKNYA sudah tidak asing lagi di kalangan jurnalis dan aktivis pers. Dialah Atmakusumah Astraatmadja. Semangatnya memperjuangkan kebebasan Pers tidak terlihat mengendur layaknya kulit yang menyelimuti tubuhnya.

Semangat itu terlihat jelas ketika dirinya kembali mengunjungi Kantor Bangka Pos Group, Kamis (24/2).Kesempatan ini, tidak sia-siakan harian ini, untuk menimba ilmu dari wartawan senior yang sejak umur 19 tahun sudah bergelut dalam dunia jurnalistik.

Diskusi demi diskusi mengalir ringan, hadir juga dalam pertemuan tersebut Pemimpin Redaksi Agus Ismunarno, Redaktur Pelaksana Albana, Manajer Redaksi Kurniawati, Redaktur Kota Barliyanto, Redaktor Daerah Rudy dan sejumlah wartawan lainnya.

Menurut Atmakusumah Astraatmadja, dalam dunia jurnalistik seperti sekarang ini, informasi mudah didapat. Tetapi media tetap harus menyertakan standarisasi kode etik jurnalistik. Dimana setiap wartawan wajib memiliki jiwa skeptis yang tidak mudah menjadikan sebuah informasi menjadi berita untuk dikonsumsi pembaca.

“Dalam menyajikan sebuah berita harus menguji informasi yang masuk, melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi tersebut, kedua menyajikan berita harus berimbang untuk memberikan ruang atau waktu pemberitaan secara proposional,” kata Atmakusumah.

Atmakusumah mengungkapkan, saat ini pertumbuhan media cukup tinggi di Indonesia setidaknya ada 900 persuhaan media.

Namun sangat disayangkan masih sedikit media yang mengedepankan unsur mendidik kepada pembaca. Bahkan ada yang terkesan asal ada berita dan pokoknya laku di pasaran sehingga timbul wacana kebebasan pers sudah kebablasan.

Setelah runtuhnya orde baru, tambah Atmakusumah, sudah lebih dari 10 tahun kebebasan pers berjalan. Tapi bukan berarti perjuangan kebebasan pers usai.

“Selain itu, wartawan juga tidak boleh menghakimi melalui opini seperti biadab, bejat dan sebagainya yang secara bahasa sudah menghakimi. Tetapi berbeda apabila opini itu berbentuk interpretatif opinion yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta yang dilihat di lapangan,” jelas Atmakusumah.

Waktupun berjalan cepat, pertemuan singkat juga harus berakhir. Akhir acara, Bangka Pos yang diwakili Pemred Agus Ismunarno bertukar kenang-kenangan dengan Atmakusumah. (zulkodri)

Sumber: Harian Bangka Pos, 25 Februari 2010

Foto (dokumen LPDS): Peluncuran dua buku Atmakusumah di Jakarta, awal 2009

Published in Berita LPDS