Peserta lokakarya meliput banjir lumpur hingga pulau terancam hilang

(Berita LPDS) – Di Batam,  limbah beracun mencemari air sumur sehingga penduduk menderita kulit gatal. Di Sumatera Utara perkebunan teh digeser perkebunan kelapa sawit. Di Jayapura, ibukota provinsi Papua ini berbentuk kuali dan rentan banjir. Hujan mengubah tanah berupa pasir di lereng bukit di sekeliling kota menjadi banjir lumpur.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, penduduk bantaran Sungai Kahayan semakin menderita banjir karena sampah tidak diurus. Di Samarinda, Kalimantan Timur, tambang batubara membuat penduduk satu kawasan menderita. Di Sumatera Selatan, alih fungsi sawah menjadi kebun sawit mengancam sebuah desa lumbung padi.

Di Kalimantan Selatan, tebang liar dan tambang liar berakibat penimbunan lumpur di sungai-sungai sehingga menjadi dangkal. Di Kalimantan Barat, penebangan hutan terus menerus menimbulkan lahan kritis dan menyusutnya tutupan. Masyarakat sebuah desa mencoba menghijaukan lahan kritis itu. Di Bengkulu, Pulau Tikus di lepas pantai Kota Bengkulu terancam habis akibat abrasi dari hantaman ombak Samudera Hindia.

Sembilan wartawan dari sembilan daerah berbeda bertugas meliput di daerah yang mereka belum kenal dan menemukan persoalan- persoalan di atas. Setelah kembali dari lapangan selama tiga penuh, peserta lokakarya iklim LPDS Meliput Daerah Ketiga (MDK) memaparkan feature interpretatif hasil liputan mereka 25 dan 26 Maret.

Setiap pemapar memperoleh komentar dari sesama peserta, terutama daripeserta yang berasal dari daerah  yang  menjadi tujuan penugasan si pemapar.  Tiga mentor LPDS kemudian memberikan kritik dalam hal isi dan penyajian. Setelah perbaikan naskah, karya layak muat peserta lokakarya  akan diunggah ke  dalam kanal Meliput Perubahan Iklim dalam situs LPDS dan kemudian dibukukan.

Peserta lokakarya MDK ialah Desi Safnita Saifan, Kompas.com, Bireuen, Aceh (liputan ke Palangkaraya, Kalteng); Dinda Wulandari, Bisnis Indonesia, Palembang (liputan ke Samarinda, Kaltim); Fariana Ulfa, City Radio, Medan (liputan ke Batam); Phesi Ester Julikawati,Tempo, Bengkulu (liputan ke Pontianak, Kalbar); Nazat Fitriah, TVRI, Kalimantan Selatan (liputan ke Medan, Sumut); Marga Rahayu, RRI, Samarinda (liputan ke Bengkulu); Zaki Setiawan, Harian Sindo, Batam (liputan ke Palembang, Sumsel); Ma’as, Koran Media Jambi dan mediajambi.com, Jambi (liputan ke Jayapura, Papua), dan Timoteus Marten, Tabloid Jubi, Jayapura (liputan ke Banjarmasin, Kalsel).

Lokakarya MDK berlangsung 18 hingga 27 Maret dengan dukungan Kedutaan Besar Norwegia. (red)

 

Foto atas: Para peserta dari sembilan daerah mengikuti hasil liputan Timoteus Marten dalam lokakarya iklim Meliput Daerah Ketiga di kampus LPDS, Jakarta, 26 Maret 2014.

Foto bawah: Timoteus Marten, wartawan Tabloid Jubi, Jayapura, memaparkan feature interpretatifnya tentang banjir akibat penambangan liar dan  pembabatan liar hutan  di Kalimantan Selatan.

Published in Berita LPDS