Dewan Pers dan LPDS Gelar Acara Mengenang Atmakusumah

Jakarta– Dunia pers Indonesia berduka atas kepergian Atmakusumah Astraatmadja, seorang tokoh besar yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan pers di Tanah Air. Kamis, 2 Januari 2025, Atmakusumah meninggal akibat gagal ginjal. Sosok yang dikenal memiliki integritas tinggi namun tetap tampil sederhana ini meninggalkan seorang istri, tiga anak, 2 cucu, serta warisan besar -pemikiran dan karya-karya bukunya-  untuk dunia pers Indonesia.

Untuk mengenang tokoh pers Indonesia ini, Dewan Pers Bersama Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) menggelar acara “Mengenang dan doa Bersama untuk Atmakusumah” di Hall Dewan Pers, Jakarta, Selasa (7/10). Dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menyampaikan harapannya agar dedikasi almarhum terus menginspirasi masyarakat pers. “Semoga almarhum khusnul khotimah dan dedikasi beliau di dunia pers tetap menjadi warisan yang terus dijalankan, terutama dalam menjaga kebebasan pers sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999,” ujarnya. Dalam acara tersebut, Ninik Rahayu mengapresiasi rencana LPDS untuk menerbitkan buku tentang Atmakusumah. Buku ini diharapkan menjadi “panduan” bagi generasi penerus dunia pers Indonesia.

Nama Atmakusumah mencuat sebagai sosok penting di era reformasi 1998. Kala itu, muncul era kebebasan pers ditandai dengan dihapuskannya kewajiban Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dan berakhirnya pembredelan. Atmakusumah menjadi salah satu tokok terdepan yang “menuntun” perjalanan pers menuju era baru tanpa represi. Ia dipilih menjadi Ketua Dewan Pers independen pertama  pasca reformasi. Dedikasinya atas dunia pers itu juga yang membuat Atma pada 2000 menerima Penghargaan Ramon Magsaysay dari Filipina.

Jurnalis senior ANTARA, Priyambodo R.H., menyebut Atmakusumah sebagai figur yang humoris dan humanis, selalu menghargai karya sesama jurnalis, misalnya terhadap Dahlan Iskan yang dikenal sebagai tokoh di balik besarnya media “Jawa Pos Grup”. “Beliau  menunjukkan respek dan kagum pada Pak Dahlan Iskan karena Pak Dahlan kan kariernya bisa ke mana-mana dan luwes, dan masih menulis. Itu Pak Atma puji,” ujar Priyambodo yang juga -seperti Atmakusumah- pernah menjadi direktur eksekutif LPDS. (Syifa Sekar – magang PNJ)

Published in Berita LPDS