Media Massa Harus Kritis Tanggapi Survei

(Sumber: Harian Kompas)

Jakarta – Media massa diharapkan dapat bersikap lebih kritis menanggapi hasil berbagai lembaga survei. Tanpa diperkaya dengan bahan pembanding dan informasi yang lebih dalam, memublikasikan hasil survei mentah-mentah dapat membahayakan karena membuat masyarakat bingung.

‘Media harus kritis,’ kata anggota Dewan Pers Nasional, Bekti Nugroho, Senin (16/3), dalam diskusi ‘Survei dan Media dalam Demokratisasi di Indonesia’.

Hadir dalam diskusi yang digelar Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) antara lain anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan; Ketua Persepi Andrinof A Chaniago; serta Ketua Lembaga Survei Indonesia (LSI) Saiful Mujani.

Ferry sependapat dengan Bekti Nugroho. Apalagi, tuturnya, umumnya politisi cenderung melihat hasil akhir sebuah survei.

‘Jika hasil survei itu memenangkan partainya atau menguntungkan dirinya, sang politikus kemudian memuji lembaga survei itu sebagai lembaga yang tepercaya,’ kata Ferry.

Sebaliknya, ketika hasil survei itu hasilnya buruk dan tidak menguntungkannya, sang politikus akan mempertanyakan metodologinya.

Menurut Ferry, berbagai survei selama ini belum dipahami dengan baik. Ia bahkan mengatakan, kerja survei bisa jadi dilakukan oleh tim sukses yang bekerja dengan metode survei.

‘Tentu saja, survei yang dilakukan oleh tim sukses itu disangsikan obyektivitasnya, bahkan dapat membuat rancu,’ kata Ferry.

Menggiring responden

Untuk itu, Andrinof A Chaniago berpendapat, berbagi hasil survei selayaknya digali lebih dalam sehingga dapat berguna untuk membangun perspektif. Karena, menurut dia, hasil survei dapat digunakan untuk mendukung penguatan demokrasi.

‘Oleh karena hasil survei berisi gambaran tentang apa yang ada dalam masyarakat,’ katanya.

Berbagai pertanyaan yang digunakan untuk menjaring jawaban pun selayaknya juga dikemukakan. Hal itu, berdasarkan perkiraan Ferry Mursyidan Baldan, pertanyaan dapat menggiring seseorang untuk memberikan jawaban tertentu.

Ketua Umum Partai Golkar M Jusuf Kalla juga pernah menengarai hasil survei tidak sepenuhnya mencerminkan kehendak masyarakat. Karena, hasil survei itu bisa juga disesuaikan dengan permintaan dari lembaga yang memesannya. (JOS)

(Sumber: Harian Kompas, Selasa, 17 Maret 2009)
(Sumber ilustrasi: www.langitlangit.com

Published in Berita LPDS