Alif Panji Anugrah lahir di Kota Jakarta pada 28 Desember 2003, di tengah gemuruh ibu kota yang tak pernah tidur. Masa kecilnya dihabiskan di Depok, sebuah kota penyangga Jakarta yang menawarkan perpaduan antara keramaian dan ketenangan. Di sinilah ia pertama kali mengenal dunia pendidikan, memulai langkah kecilnya di sebuah taman kanak-kanak sederhana.
Selepas TK, Alif melanjutkan pendidikan di sebuah Sekolah Dasar Negeri di Depok, tempat ia mengasah rasa ingin tahunya. Alif adalah anak yang selalu haus akan pengetahuan, meski kehidupan keluarganya tidak selalu berjalan mulus. Ketika keluarganya pindah ke Jakarta Timur, Alif melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri, di Jakarta Timur. Di sinilah ia mulai mengenal dunia yang lebih luas, bertemu dengan beragam teman dan belajar memahami kompleksitas kehidupan di kota besar.
Menginjak usia remaja, Alif masuk ke Madrasah Aliyah Negeri, di Jakarta Timur. Masa-masa ini menjadi awal mula perjalanan yang penuh tantangan. Di bangku madrasah, ia menemukan minatnya dalam menulis, sebuah benih kecil yang kelak tumbuh menjadi cita-cita besar: menjadi seorang wartawan. Namun, cita-cita itu tidak datang tanpa rintangan.
Saat duduk dibangku MAN, Alif mulai menyadari bahwa mimpi besar membutuhkan usaha yang besar pula. Ia memutuskan untuk bekerja sambil sekolah, memulai karier sebagai kurir Lazada. Dengan sepeda motor tua, ia menjelajahi sudut-sudut kota, mengantarkan paket demi paket kepada pelanggan. Setiap perjalanan memberinya pelajaran: tentang ketekunan, kesabaran, dan pentingnya menjaga senyum di tengah penat.
Setelah lulus MAN, Alif melanjutkan perjuangannya dengan menjadi kurir Anteraja. Pekerjaan ini menuntutnya untuk menghadapi segala cuaca, jalanan macet, dan tekanan waktu. Namun, di balik setiap peluh yang menetes, ia menyimpan keyakinan bahwa semua ini adalah bagian dari proses menuju masa depan yang lebih baik.
Tidak berhenti di situ, Alif juga mencoba peruntungan sebagai joki Prakerja, membantu mereka yang kesulitan memahami sistem pelatihan kerja. Pekerjaan ini tidak hanya memberinya penghasilan tambahan, tetapi juga kepuasan batin karena dapat membantu orang lain. Di sela-sela waktu, ia terus menulis, mencatat setiap pengalaman dan renungan yang muncul dari perjalanan hidupnya.
Selanjutnya, Alif bekerja sebagai driver ShopeeFood. Pekerjaan ini memberinya fleksibilitas waktu, sehingga ia bisa mulai merancang langkah-langkah untuk mewujudkan mimpinya. Dalam setiap pemberhentian, ia membuka buku catatan kecilnya, menuangkan ide-ide yang akan menjadi pondasi bagi cita-citanya sebagai wartawan.
“Aku percaya, mimpi menjadi wartawan bukan sekadar cita-cita, tetapi panggilan. Karena lewat tulisan, aku bisa membawa cerita yang mengubah dunia.” Ujar Alif, dengan senyuman.
Dengan tekad yang kuat, Alif akhirnya berhasil masuk ke sebuah Perguruan Tinggi Negeri, mengambil jurusan Teknik Grafika Penerbitan, dengan Program Studi Jurnalistik, di Depok. Masa-masa kuliah menjadi awal baru yang penuh tantangan, tetapi juga membawa harapan besar. Ia tahu bahwa setiap langkah yang telah dilalui dari jalanan kota sebagai kurir hingga hiruk-pikuk pelanggan sebagai driver adalah bagian tak terpisahkan dari kisah hidupnya.
Kisah hidup Alif Panji Anugrah adalah bukti nyata bahwa mimpi tidak pernah terlalu tinggi untuk diraih, asalkan kita berani melangkah. Dari seorang anak Jakarta yang tumbuh di tengah keterbatasan hingga mahasiswa di perguruan tinggi negeri, Alif menunjukkan bahwa kerja keras, keteguhan hati, dan keberanian untuk bermimpi adalah kunci untuk mengubah nasib.
Bagi siapa pun yang membaca kisah ini, Alif berpesan: “Tidak peduli seberapa berat jalan yang harus kau tempuh, percayalah bahwa setiap langkah kecilmu akan membawamu lebih dekat kepada tujuan. Jangan pernah berhenti bermimpi, karena mimpi adalah awal dari segalanya.”
Inilah kisah seorang pemimpi yang terus berjuang, menginspirasi, dan membuktikan bahwa dengan tekad yang bulat, tidak ada yang tidak mungkin. (Alif Panji Anugrah
-magang PNJ
Published in