Resensi Buku: Atmakusumah Membangun Pers

Judul: Membangun Pers Independen

Penulis: Atmakusumah Astraatmadja

Penerbit: Buku Kompas

Tanggal Terbit: 27 Jul 2023

ISBN: 9786233468671

Tebal: 434 halaman

Ukuran: 15 cm x 23 cm

Buku Membangun Pers Independen merupakan buku mengenai perjalanan panjang pers Indonesia yang dituturkan langsung oleh Atmakusumah Astraatmadja, seorang wartawan senior sekaligus mantan Ketua Dewan Pers. Melalui pengalaman dan pengamatannya, Atmakusumah mengajak pembaca untuk melihat bagaimana pers Indonesia tumbuh dan bertahan di tengah tekanan serta dinamika politik yang sering kali tidak ramah.

Di bagian awal, Atmakusumah menyoroti sejarah perjuangan pers Indonesia yang penuh tantangan. Kita bisa melihat bagaimana pers berulang kali berhadapan dengan sensor, pembredelan, hingga intimidasi. Salah satu kasus yang dibahas adalah pendudukan kantor Jawa Pos di Surabaya pada awal 2000-an, yang menggambarkan betapa seriusnya ancaman terhadap kebebasan pers pada masa itu.

Selanjutnya, penulis menekankan bahwa pers sebenarnya hanyalah “cermin masyarakat.” Artinya, apa yang disajikan media merupakan refleksi dari realitas sosial yang ada. Meski begitu, media sering kali dituding sebagai biang kerok kekacauan hanya karena memberitakan hal-hal yang dianggap kontroversial. Padahal, yang dilakukan pers adalah melaporkan fakta yang memang sedang terjadi di masyarakat.

Selain itu, buku ini juga mengulas berbagai bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers. Ancaman tidak hanya datang dari pemerintah, tapi juga dari kelompok atau pihak lain yang merasa terganggu dengan pemberitaan. Dari sini, Atmakusumah ingin menegaskan bahwa menjaga kebebasan pers adalah syarat mutlak bagi demokrasi yang sehat.

Satu hal menarik yang juga ditekankan Atmakusumah adalah pentingnya dokumentasi dan arsip. Menurutnya, arsip seperti surat, gugatan, atau kronik media bukan sekadar catatan, melainkan bukti sejarah yang bernilai tinggi. Arsip-arsip inilah yang bisa menjadi pengingat bagi generasi berikutnya bahwa perjuangan membangun pers independen di Indonesia tidak pernah mudah dan selalu penuh tantangan.

Kelebihan Buku

  • Rekam jejak pribadi penulis yang kaya membuat narasi terasa autentik. Atmakusumah tidak hanya melihat dari luar, melainkan terlibat langsung dalam momen-momen penting dunia pers Indonesia sebagai wartawan, redaktur, pengajar, dan Ketua Dewan Pers.
  • Gaya penulisan dokumentatif dengan banyak rujukan yang konkret seperti kasus, arsip, hingga surat gugatan. Hal ini membuat buku ini tidak sekadar opini, tetapi juga catatan sejarah yang bisa diverifikasi.
  • Isu-isu yang diangkat masih sangat relevan dengan kondisi pers masa kini. Meski berangkat dari peristiwa puluhan tahun lalu, topik tentang kebebasan pers, tekanan politik, regulasi, dan etika jurnalistik tetap aktual dan menjadi pengingat bahwa kemerdekaan pers bukan tujuan akhir, melainkan proses yang terus diperjuangkan.

Kekurangan Buku

  • Desain visual kaku seperti Cover dan desain buku masih terkesan “jadul.” Jika dikemas lebih modern, mungkin bisa lebih menarik minat pembaca muda.
  • Kurang membahas media sosial, fokus buku lebih banyak pada media cetak dan konvensional. Padahal, di era digital, media sosial sudah jadi ruang utama dalam praktik jurnalistik dan kebebasan berekspresi. (Syafrina Nurhaliza ( Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka)

 

Published in Berita LPDS