Demokrasi Indonesia Makin Solid

KUPANG (Suara Karya): Lebih dari satu dasawarsa usia reformasi, demokrasi di Indonesia dinilai semakin kuat dan terkonsolidasi.

“Hal itu tidak terlepas dari peran dan kontribusi pers untuk ikut menjaga dan memperkuat demokrasi di Indonesia,” kata Deputi Direktur Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri, Theo Satrio Nugroho pada lokakarya Pers Membangun Demokrasi dan Perdamaian” yang dilaksanakan atas kerjasama Departemen Luar Negeri dengan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), di Kupang, Nusa Tenggara Timur, kemarin.

Menurut dia, setelah 11 tahun maka demokrasi di Indonesia dapat dilihat semakin kuat dan terkonsolidasi. Selama 11 tahun terakhir telah dilaksanakan ratusan Pilkada dan terakhir Pemilu nasional telah berjalan secara baik dan aman. “Tidak dapat diabaikan peran dan kontribusi pers untuk menjaga dan memperkuat demokrasi di Indonesia,” kata Nugroho.

Dia menyebutkan, seperti demokrasi, pers juga selalu menghadapi dilema antara kebebasan berekspresi (freedom of expression) dengan tanggung jawab sosial (social responsibility). “Kita melihat bagaimana tarikan untuk kebebasan pers untuk berekspresi melalui publikasi kartun Nabi Muhamad atau pun film Fitna mendapat reaksi sangat keras dari kutub tanggung jawab sosial,” katanya.

Menurut dia, tidak dapat diabaikan bahwa kebebasan pers berekspresi adalah salah satu Hak Asasi Manusia, sekaligus demokrasi ditopang oleh kebebasan tersebut. “Namun kebebasan pers bukanlah kebebasan absolut karena dibatasi oleh hak masyarakat,” katanya.

Artinya, tutur dia, pers harus bijaksana dengan kebebasan karena kebebasan merupakan elemen penting dalam mempromosikan perdamaian serta membangun demokrasi. Dalam posisi itu, ucap dia, penyalahgunaan atas kebebasan dan tanggung jawab yang dimiliki media massa akan melukai masyarakat.

“Karena itu, perlu dipahami betapa pentingnya media massa dalam posisi yang lebih independen dan imparsial,” kata Theo Satrio Nugroho.

Sedangkan Direktur Eksekutif LPDS Priyambodo RH mengatakan, kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari Global Inter-Media Dialogue 2008 (GMID) di Bali, untuk mengkomunikasikan hasil kesepakatan jurnalis internasional di forum GMID kepada jurnalis daerah. Lokakarya yang juga diikuti perwakilan dari Negara Timor Leste itu akan berlangsung hingga 15 Oktober. (Bone Pukan)

Sumber: Harian Suara Karya, Kamis, 15 Oktober 2009

 

Published in Berita LPDS