Hill: Pers Indonesia Lebih Maju Pasca Rezim Soeharto

(Sumber: jppn.com)

JAKARTA – Guru besar Universitas Murdoch Australia, Prof DR David T Hill, dalam pemaparannya tentang “budaya media pers di Indonesia berbanding budaya pers Australia”, mengutarakan bahwa perkembangan jurnalistik di Indonesia lebih maju dibandingkan zaman orde baru pimpinan Soeharto.

Hill yang berbicara di depan puluhan wartawan dan humas dari seluruh Indonesia, di Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS), Lt 3 Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (25/2) sore, memuji perkembangan media di beberapa provinsi di Indonesia yang tumbuh subur. Pertumbuhan itu katanya, berbeda dengan perkembangan pers di negeri kangguru Australia.

�Saya lihat perkembangan ini mulai terjadi sejak 20 tahun silam. Tapi perkembangan yang paling cepat terjadi setelah zaman reformasi atau pasca Presiden Soeharto,� ujar Hill menjelaskan.

Hill juga mengutarakan bahwa secara umum pers di Indonesia terbaik di Asia Tenggara. Hanya saja, kata Hill, dirinya juga masih melihat adanya kekurangpuasan pembaca di Indonesia terhadap media setempat.

�Saya tadi naik taksi. Sebenarnya sopir taksi bukanlah sumber yang akurat, namun paling tidak ini satu gambaran. Saya tanya kesan dia terhadap media terkait sumber informasi jelang pemilu. Dia bilang belum puas dengan kualitas standar media di Indonesia sekarang ini. Dia kritik media, tapi bila dibandingkan zaman rezim Soeharto menurutnya jauh lebih baik,� ujarnya.

Artinya, lanjut Hill, tantangan pada situasi yang lebih baik dari 12 tahun silam ini ialah meningatkan kualitas. “Tantangan pers Indonesia pada situasi sekarang ialah masih belum sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia. Kita sebagai pekerja media (pun) masih belum puas,” katanya.

“Memang kepuasan (itu) sesuatu yang diidam-idamkan (dan) belum pernah digapai. Kita harus meningkatkan terus untuk mencapai standar. (Namun) saya sebagai pengamat luar, (sudah merasa) betapa jauh jarak antara media zaman orde baru dengan media sekarang ini,” tegasnya.

“Saya kira semua wartawan, semua pekerja media, berhak merasa puas dengan apa yang bisa dicapai. (Yang jelas) secara umum, pers di Indonesia boleh dibanggakan dibandingkan media di Asia,� pungkasnya. (gus/jpnn)

Sumber: http://www.jpnn.com / Rabu, 25 Februari 2009

 

Published in Berita LPDS