Lahan Gambut Penyebab Utama Emisi Gas Rumah Kaca

Jakarta (Berita LPDS) – Emisi Gas Rumah Kaca atau CO2 di Indonesia diperkirakan meningkat dari 2.1 menjadi 3.3 antara tahun 2005 sampai 2030. Penyumbang terbesar emisi itu adalah lahan gambut, disusul kemudian listrik. Demikian diungkapkan Kepala Divisi Komunikasi Dewan Nasional Perubahan Iklim, Dr. Amanda Katili Niode, saat menjadi pembicara diskusi mengenai perubahan iklim di ruang seminar Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Jakarta, Senin (22/7).

Seminar ini merupakan rangkaian dari kegiatan Kursus Penyegaran Jurnalistik Intensif (KPJI) angkatan ke-8 yang diselenggarakan LPDS pada 8 November hingga 3 Desember 2010.

Menurut Amanda, masyarakat dunia harus menekan kenaikan suhu bumi tidak lebih 2 derajat celcius dibanding sebelum zaman revolusi industri. Peningkatan suhu bumi yang tinggi akan banyak berdampak buruk terutama bagi negara berkembang. “Karena negara maju lebih banyak memiliki dana untuk menanggulanginya, selain teknologi maju,” katanya.

Ia menambahkan, sebagian bencana besar di dunia saat ini terjadi karena perubahan iklim. Dalam menghadapi perubahan iklim itu, dua cara dapat dilakukan. Pertama, langkah adaptasi yaitu kesiapan beradaptasi dengan iklim yang berubah, mengurangi tingkat kerentanan yang diakibatkan perubahan iklim, dan meningkatkan ketahanan. Kedua, langkah mitigasi berupa penanggulangan dan penurunan emisi gas rumah kaca.

Perserikatan Bangsa-Bangsa rencananya pada 29 November hingga 11 Desember 2010 akan menggelar konferensi untuk perubahan iklim di Cancun, Meksiko. Indonesia, menurut Amanda, memiliki sejumlah harapan yang akan disampaikan dalam konferensi itu. Di antaranya, harus ada pembahasan yang berimbang antara empat elemen hasil dari Bali Action Plan on Climate Change untuk penanggulangan perubahan iklim, yaitu langkah mitigasi dan adaptasi serta penyediaan teknologi dan pendanaan. Selain itu, dalam upaya penurunan emisi, kegiatan negara berkembang harus didukung negara maju.

Terkait dengan liputan soal perubahan Iklim, Amanda mendorong wartawan untuk mengelaborasi aspek-aspek penting dalam perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca untuk mengajak masyarakat terlibat dalam penanggulangannya.*

Published in Berita LPDS