LPDS Bahas Kecerdasan Buatan di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Jakarta – Menyambut Hari Pers Nasional LPDS, Rabu 7 Februari 2023,  menggelar workshop literasi di Kampus Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie di kawasan Jakarta Utara. Kali ini tema yang diambil berjudul “Penerapan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Jurnalisme Menjadi Kunci Utama untuk Menghadapi Disrupsi Digital dalam Masa Depan,” dengan dua pembicara: Apni Jaya Putra yang sehari-hari sebagai  Head of AI Media Development TV One dan Lestantya R. Baskoro, pengajar LPDS yang juga mantan redaktur eksekutif Tempo.

Kristanto Hartadi (kiri), Dr. Imam Nuraryo (kanan)

 

Apni Jaya Putra

LPDS secara rutin menggelar acara berkaitan dengan literasi untuk ikut memeriahkan Hari Pers Nasional. Pada tahun lalu, misalnya, LPDS  menggelar acara serupa di Medan yang kala itu menjadi tempat pusat peringatan HPN. Hari Pers Nasional diperingati setiap 9 Februari namun untuk tahun ini pelaksanaannya ditunda, yakni pada 20 Februari,  setelah hari pemilihan presiden.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence) diambil sebagai tema acara, karena kini AI tengah menjadi “bintang” dalam teknologi informasi. Teknologi ini tidak hanya menciptakan cara kerja yang super efisien juga di satu sisi akan meminggirkan peran manusia.

Dalam paparannya di hadapan sekitar seratus mahasiswa Institut Bisnis Kwik Kian Gie, Apni mengetengahkan bagaimana AI telah digunakan dan terus dikembangkan  oleh TV One. “Para penyiar TV One kini sudah ada digantikan oleh AI,” ujarnya. Apni menampilkan sosok-sosok penyiar TV One hasil  ciptaannya dengan menggunakan AI. TV One merupakan TV pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi AI dalam pemberitaan mereka.

Lestantya R. Baskoro

 

 

 

 

 

Sementara itu Lestantya R. Baskoro, yang membawakan tema “Jurnalisme dalam Kepungan AI”, menyatakan walau AI sangat membantu dalam produk-produk pers, tetapi wartawan tidak bisa begitu saja menggantungkan produk jurnalisme pada AI. Baskoro menekankan bahwa jurnalisme bekerja atas dasar fakta, kejujuran, keadilan, dan kepentingan publik. “Manusia yang harus mengontrol teknologi dan pada AI potensi melanggar hak cipta atau bias sangat besar,” ujar Baskoro yang juga menampilkan sejumlah kasus gugatan terhadap AI.

Pada hari yang sama, bersamaan dengan workshop, LPDS menandatangi kerja sama dengan Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie. Kerja sama yang berkaitan dengan pendidikan literasi ini ditandatangani oleh Kaprodi Komunikasi Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie Dr. Imam Nuraryo dan Direktur Eksekutif LPDS Kristanto Hartadi. “Kami senang bisa bekerja sama dengan LPDS,” ujar Imam.  [sb]

Published in Berita LPDS