Harus Lebih Profesional

Jakarta, (kompas.com) – Semakin kompleksnya bidang yang dihadapi pers, seperti terorisme, korupsi, dan konflik, serta semakin meluasnya perkembangan teknologi media menuntut wartawan untuk lebih profesional. Profesionalitas wartawan itu tidak hanya demi misi yang diembannya, yaitu menyuarakan kepentingan publik, tetapi juga demi keselamatan pribadi.

Hal ini mengemuka dalam diskusi tentang etika pers dalam meliput terorisme, konflik, dan korupsi dalam rangka hari ulang tahun ke-23 Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS), Sabtu (23/7), di Jakarta. Sebagai pembicara Guru Besar Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Bachtiar Aly, Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti, dan Sely Martini dari Indonesia Corruption Watch (ICW).

Bambang menyoroti, teknologi dan jurnalisme warga telah amat memengaruhi industri media dan pers. Media yang dipergunakan untuk liputan bisa berupa apa pun asalkan dapat dilakukan verifikasi. Keterlibatan wartawan warga (jurnalisme warga) juga akan makin banyak sehingga tugas wartawan profesional adalah pada memilih dan menyunting seluruh informasi yang masuk.

Karena itu, wartawan harus memiliki kompetensi dan tingkat profesionalitas yang tinggi. Bachtiar menambahkan, wartawan seharusnya merupakan panggilan profesi. Seorang wartawan seharusnya dipersiapkan baik dan matang sehingga terlatih dan memiliki kode etik dalam menjalankan kerja jurnalistik.

Ia juga menyoroti, media massa malah bisa memanaskan konflik bila tidak punya kapabilitas dalam meliput konflik.

Sely mengapresiasi kerja sama ICW dengan pers dalam memberitakan kasus korupsi. Namun, ia berharap semakin banyak wartawan yang memiliki kompetensi dalam menginvestigasi kasus korupsi. ”Meliput korupsi itu harus melalui investigasi,” ungkapnya lagi. (EDN)

Sumber: www.kompas.com / Senin, 25 Juli 2011 | 03:19 WIB

http://nasional.kompas.com/read/2011/07/25/03192159/Harus.Lebih.Profesional

Published in Kliping Berita