Elpiji Aman untuk Masyarakat

Sumber: www.riaupos.co.id /3 Februari 2011
Laporan Adrian Eko, Pekanbaru
adrianeko@riaupos.com

PROGRAM konversi minyak tanah ke elpiji yang digulirkan pemerintah pusat terus dijalankan. Targetnya mengurangi ketergantungan masyarakat pada minyak tanah. Penggunaan elpiji juga memiliki berbagai unggulan. Hanya saja banyaknya terjadi kebakaran akibat kebocoran membuat masyarakat takut. Ini semua tidak lebih seperti pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga.

‘’Itu permasalahannya yang harus disikapi. Karena ledakan yang terjadi, kini elpiji dipermasalahkan dan ditakuti. Padahal yang meledak itu bukan tabungnya, melainkan gas. Itu juga ada faktor penyebab, karena tabung yang diberikan standar SNI dan dijamin aman. Padahal secara umum saya menilai program tersebut sukses dan elpiji itu aman,’’ kata pengamat ekonomi dan dosen Universitas Riau (Unri), Edyanus dalam kegiatan Seminar Publik Energi Masyarakat dengan tema Elpiji Bersih Murah Aman Ramah Lingkungan yang ditaja Lembaga Pendidikan Dokter Soetomo (LPDS) dengan Riau Pos, di Hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (2/2).

 

Pengkajian yang dilakukan oleh Edyanus tersebut dipaparkan kepada para peserta yang hadir dan berasal dari berbagai lembaga. Baik akademisi, tokoh masyarakat hingga LSM dan para jurnalis. Dalam pemaparannya dijelaskan, elpiji itu aman asal ada pengawasan dalam penggunan bahan bakar yang baru tersebut.

Sebagai contoh, ledakan banyak terjadi pada perangkat yang dimanipulasi oknum, seperti regulator yang palsu maupun tabung yang gasnya dioplos oleh yang tidak bertanggungjawab. Aparat yang mengawasi harus berani bertindak dengan menangkap dan memproses mereka yang sudah menduplikatkan alat aman untuk elpiji ini. Jika pengunaannya diguna secara baik dan bukan karena human error, hal tersebut tidak akan terjadi. Tidak hanya itu, selain sangat aman digunakan dengan program konversi tersebut juga membantu penghematan anggaran di pusat.

Sejak digulirkan 2007, program konversi minyak tanah ke gas, 5,2 juta kilo liter minyak tanah dihemat dan diganti dengan 3,5 juta ton gas. Dengan konversi tersebut, 2010 pemerintah sudah berhasil menurunkan kosumsi minyak tanah hingga 6,2 juta kilo liter dan menghemat subsidi energi sebesar Rp13,7 triliun.

‘’Ini kerja tim dan jangan hanya dibebankan kepada Partamina. Kerja sebesar ini harus keroyoan dengan koordinasi bersama masing-masing bidang. Lihat keuntunggannya dan jangan lihat apa yang tidak disebabkan tabung. Tata ruang kita memang bermasalah, namun budaya penggunaan gas itu yang harus digalakkan. Hitung saja berapa keuntungannya,’’ ujar Edyanus.

Pembicara lainnya yang berlatar belakang sebagai jurnalis, Raja Isyam Azwar, mengaku tidak sedikit dampak konversi elpiji tersebut yang sangat positif. Selain penghematan yang signifikan baik energi dan anggaran, juga pada kualitasnya lingkungan. Buktinya dalam penggunaannya dan survei yang dilakukan, 93,1 persen masyrakat menyukai program ini. Alasannya cukup mudah, lebih praktis, cepat memasak serta lebih hemat. Bahkan khusus untuk penghematan dinyatakan 95,2 persen mengaku penggunaan gas itu hemat.

Pengoplosan juga sangat sulit karena tidak ada bahan campuran yang bisa digabung. Jika bensin bisa dioplos dengan solar agar mendapatkan keuntungan pengoplos, untuk gas tidak bisa. Jadi harga gas tidak terlalu berfluktuatif.

Yang paling penting, peranan elpiji mengganti minyak tanah mampu mendorong pengembangan energi-energi lainnya dengan anggaran yang cukup, karena anggaran subsidi yang dicabut. Hanya saja karena ketakutan dan kebiasaan membuat mereka takut menggunakan epiji ini.

‘’Jika melihat secara jernih dengan jujur, kita akui upaya konversi ini adalah sebuah usaha untuk keluar dari problem penghematan subsidi negara. Dibandingkan minyak tanah, harga elpiji lebih murah dan penggunaannya lebih efesien. Energi yang dihasilkan 0,75 Kg elpiji sama dengan energi dari pembakaran 1 liter minyak tanah. Jadi ini semua hanya karena kebiasaan, jika dilatih semua itu bisa menjadi jalan keluar untuk program ini,’’ kata Isyam yang juga Pemimpin Redaksi Riau Pos.

Keamanan LPG untuk menjaga kestabilan dan kerawanan gas ini dijamin sangat steril. Hal ini dipaparkan Pimpinan SPBE PT Awal Bros, Raharjianto yang mengaku sebelum pengisian selalu ada pengecekan tabung.

Di antaranya kondisi tabung yang dinilai rawan, pihaknya akan membuang dan menyarankan diganti. Karena itu, produk tabung berlabel SNI dijaminnya tidak akan mengancam. Melihat pemaparan yang sangat menarik dan timbal balik dari peserta yang hadir, penggagas yang juga merupakan Direktur LPDS, Akmal Kusuma mengaku sangat menarik. Pasalnya, selalu ada yang baru dalam pengembangan masalah ke energian di Indonesia. Kegelisahan yang biasanya terjadi pada penguna elpiji bisa terjawab dengan apa yang menjadi masukan.

‘’Kita sangat menyambut positif dengan respon dan informasi yang ke luar selama seminar. Mereka semua orang pintar dalam menanggapi hal energi ini, tertama dalam konversi elpiji. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semua yang dipaparkan menggambarkan elpiji itu aman, asal sesuai dengan prosedurnya,’’ ujarnya yang juga merupakan wartawan senior di Nasional ini.(rnl)

Sumber: http://riaupos.co.id/news/2011/02/elpiji-aman-untuk-masyarakat/
Posted by admin on February 3, 2011

Published in Kliping Berita