Media Tak Kredibel Bakal Tersingkir

DENPASAR, KOMPAS.com – Media cetak, elektronik dan online yang masih menyajikan informasi yang tidak akurat, dan hanya mengejar kecepatan serta mengabaikan etika jurnalistik bakal tersingkir karena tidak lagi dipercaya publik.

“Saat ini pertumbuhan industri media demikian cepat tidak bisa dihindari lagi, siapun boleh mendirikan perusahaan pers, namun media yang tidak dipercaya publik, tidak akan bertahan lama,” kata Pengajar Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) Atmakusumah Astraatmadja di Denpasar, Rabu (19/5/2010).

Pada Lokakarya Jurnalistik yang berlangsung dua hari melibatkan 30 wartawan dan LSM, ia mengingatkan, kepercayaan publik menjadi faktor utama bagi keberlangsungan hidup media.

Karena itu, media mesti menyajikan informasi yang mengandung kebenaran dan bermanfaat bagi kepentingan publik.

Hal itu bisa dicapai jika produk media tersebut, memenuhi standar kompetensi dan mengacu etika jurnalistik yang menjadi pedoman wartawan bekerja melakukan tugas peliputan.

Salah satu hal penting yang kerap diabaikan para pekerja pers ini, ujar dia, adalah melakukan upaya crosscheck atau meminta konfirmasi atas berita atau informasi yang berpotensi melahirkan keberatan dari pihak lain.

“Alasan dikejar deadline, informasi yang disampaikan asal cepat, nekat, sensasional tidak melakukan wawancara pihak lain dan hanya mengandalkan pada satu narasumber, tidak bisa dibenarkan,” kata Atmakusumah dalam lokakarya peliputan investigatif APBD dan Pelayanan Publik yang digelar Lembaga Pers Dr. Soetomo.

Hal lain ditekankan Atmakusumah adalah pentingnya publik menempuh mekanisme hak jawab atas keberatan berita yang disampaikan media. Sebab, hak jawab merupakan penyelesaian efektif atas pemberitaan yang memunculkan keberatan pihak pihak tertentu

“Wartawan perlu melakukan crosschek, minta konfirmasi narasumber lain apalagi kalau ada pemberitaan yang merugikan pihak lain. Kita harus memberi alasan, kalaupun narasumber itu sibuk sulit dikonfirmasi tetap harus ada upaya yang menggambarkan proses konfirmasi,” urainya

Intinya, wartawan tetap harus meminta tanggapan pihak yang kemungkinan tersudutkan atas pemberitaan itu, kata Atmakusumah.

Media tidak perlu mengejar kecepatan sebab menurutnya informasi itu bisa saja ditunda pemuatannya sampai mendapatkan data-data akurat termasuk konfirmasi pihak yang bakal dirugikan.

“Soal kecepatan bisa ditunda sampai subjek berita mendapat porsi seimbang, lebih baik berita ditunda meskipun kalah dari media yang cepat dan nekat, namun dengan berita yang akurat itu bisa terhindar dari tuntutan hukum,” kata Atmakusumah dalam dikusi yang dipandu Direktur Eksekutif LPDS Priyambodo RH. (KOMPAS/YURNALDI)

Sumber: kompas.com / Rabu, 19 Mei 2010 | 16:47 WIB
http://regional.kompas.com/read/2010/05/19/16471073/Rokok.dan.Kopi.Bikin.Mbah.Mani.Kuat#

Foto Atmakusumah dan dua buku barunya

 

Published in Kliping Berita