Jakarta (Berita LPDS) – Wartawan senior, Parni Hadi, mendorong wartawan untuk bangga terhadap profesinya. Kebanggaan itu menjadi syarat agar wartawan dapat serius dan berhasil menjalankan profesinya.
Seorang wartawan yang ingin berhasil harus mengemban misi dan visi dalam hidup. “Menulis dengan misi tertentu, untuk orang banyak,” kata Parni saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kode Etik Jurnalistik dan Uji Kompetensi Wartawan yang digelar Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) di Jakarta, Senin (19/3/2012).
Pelatihan yang didukung Pertamina ini berlangsung dari tanggal 19 hingga 22 Maret 2012. Selama dua hari pertama, sekira 20 peserta yang berasal dari berbagai media pers akan mendalami Kode Etik Jurnalistik dan Standar Kompetensi Wartawan. Sedangkan dalam dua hari berikutnya, mereka mengikuti Uji Kompetensi Wartawan. Peserta yang dinyatakan kompeten, akan mendapat sertifikat kompetensi yang dikeluarkan LPDS dan Dewan Pers.
Dewan Pers telah menetapkan LPDS sebagai lembaga penguji kompetensi wartawan sejak tahun lalu. Selama setahun terakhir, LPDS telah menggelar Uji Kompetensi Wartawan di sejumlah provinsi.
Nurani
Menurut Parni Hadi, wartawan harus selalu punya pertanyaan “untuk apa” saat menjalankan profesi dan membuat karya jurnalistik. Karena itu, menjadi wartawan tidak cukup “cerdas di otak”, namun juga harus “cerah di dalam hati nurani.” “Menjadi wartawan adalah menjadi penyebar kebaikan,” ungkap mantan Pemimpin Redaksi ANTARA tahun 2008-2010 ini.
“Keinginan (wartawan) untuk berbuat demi kepentingan orang banyak itu didorong oleh bisikan hati nurani (a call from within) yang tumbuh berkembang berkat keyakinan akan kebenaran ajaran agama, ideologi, nilai-nilai luhur dan kearifan,” tulis Parni dalam makalahnya. (red)
Published in