Korut Akan Adili Dua Wartawati AS

(Sumber: kompas.com)

SEOUL (KOMPAS.com) – Korea Utara menegaskan, dua wartawati AS yang ditahan bulan lalu akan diadili untuk menghadapi tuduhan-tuduhan karena melakukan tindak kriminal.

“Lembaga-lembaga terkait kami telah memutuskan akan mengadili para wartawati itu berdasarkan hasil pemeriksaan mereka melakukan tindak kejahatan,” kata kantor berita Korut KCNA, tanpa menjelaskan lebih jauh, Jumat (24/4).

Kedua wartawati itu, Laura Ling dan Euna Lee, ditangkap pada Maret di lokasi Sungai Tumen, yang mengalir di perbatasan Korut dan China. Korut menuduh mereka memasuki secara tidak sah wilayah Korut dengan niat “permusuhan”.

Seorang pejabat Kedutaan Besar AS di Seoul menolak memberi komentar mengenai berita itu. Penyidangan kasus kedua wartawati itu dilakukan saat negara komunis itu menghadapi kecaman Dewan Keamanan PBB karena meluncurkan sebuah roket jarak jauh awal bulan ini yang menurut negara-negara kawasan itu adalah uji coba rudal balistik yang terselubung.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ketika mengunjungi ibu kota Korut, Pyongyang, Kamis, mengatakan bahwa tidak mudah menyelesaikan krisis internasional menyangkut rudal dan program senjata nuklir Korut. Lavrov menurut rencana akan terbang ke Seoul untuk berunding dengan sejawat Korselnya, Jumat.

Kekecewaan terhadap Korut meningkat setelah Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya tidak akan ikut dalam perundingan perlucutan senjata nuklir enam negara dan membatalkan semua perjanjian menyangkut penghentian program nuklirnya yang dicapai dengan Korsel, AS, Jepang, Rusia, dan China.

Menlu AS Hillary Clinton, Rabu, mengatakan bahwa Washington ingin melakukan dialog dengan Pyongyang, tetapi mendesak dunia tidak mengalah pada sikap Korut yang tidak bisa diramalkan. Washington mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan kontak dengan Korut melalui berbagai saluran untuk menjamin pembebasan kedua wartawati itu, yang bekerja pada jaringan berita Current TV yang berpusat di AS.

Diperlukan tiga bulan untuk menjamin pembebasan seorang warga AS tahun 1996 setelah ia ditahan oleh penjaga perbatasan Korut ketika memasuki Sungai Yalu yang juga memisahkan Korut dan China. Korut juga menahan seorang pekerja Korsel di sebuah kawasan industri persis di utara perbatasan kedua negara karena dituduh menghina sistem politik negara itu. Dalam satu pertemuan yang jarang terjadi dengan Korsel pekan ini, Korut menolak membicarakan nasib pekerja itu. (ONO / Sumber : ANT, AP)

Sumber: www.kompas.com / Jumat, 24 April 2009
AP PHOTO: Laura Ling (kanan) dan Euna Lee

Published in Berita LPDS