Media Massa: Konvergensi atau Mati

Jakarta (Berita LPDS) – Pengajar dari LPDS, Dja’far Husein Assegaff menegaskan, media massa harus memilih konvergensi untuk dapat bertahan hidup menghadapi perkembangan teknologi informasi. Media yang gagal melakukan konvergensi akan mati.

“Satu demi satu suratkabar akan mati jika tidak cepat melakukan konvergensi,” katanya saat menjadi pengajar untuk materi pelajaran Konvergensi Mediadalam Program Penyegaran Redaktur Spesialis Multimedia di LPDS, Jakarta, Jumat (1/5).

Menurut Assegaff, konvergensi harus dilakukan karena kebutuhan untuk efisiensi tenaga kerja dan penyesuaian perkembangan teknologi. Sehingga, ke depan, pengurangan tenaga kerja akan terus terjadi di perusahaan pers.

Salah satu ciri konvergensi, misalnya, sebuah perusahaan pers akan menggabungkan kepemilikan media cetak, portal berita, radio, dan televisi dalam satu kelompok. Media-media besar di Indonesia telah melakukannya, seperti Kompas Gramedia Group, Media Group, Media Nusantara Citra Group, dan Tempo Group.

Pola
Terjadinya konvergensi, Assegaff melanjutkan, turut mengubah pola pendidikan jurnalistik. Materi pelajaran jurnalistik harus disesuaikan dengan ciri dan cara kerja media konvergensi yaitu cepat seketika, interaktif, dan penyediaan data seketika.

“Tren konvergensi media akan terus maju dan teknologi digitalisasi merupakan denyut kehidupan masyarakat baru,” kata Assegaff yang saat ini bekerja di Media Group.*

Published in Berita LPDS