Rendah, Peran Media di Pemilu 2009

JAKARTA, KOMPAS.com – Peran media pada Pemilu 2009 dianggap tidak signifikan. Sebelum pesta demokrasi berlangsung, jajak pendapat uang dilakukan oleh lembaga survei LSI pimpinan Denny JA dan LSI pimpinan Saiful Mujani mengungkapkan, sekitar 60 persen pemillih telah memutuskan pilihannya.

Sementara itu, hasil Pemilu Presiden 2009 yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum menunjukkan, pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono memperoleh suara sebesar 60,80 persen. “Jadi, floating mass atau massa mengambang yang menjadi target pasangan capres-cawapres melalui pemberitaan di media tidak tercapai. Pengaruh media tidak signifikan,” ujar wartawan senior Tempo Bambang Harymurti pada diskusi Profesionalisme Media Massa, Selasa (4/8) di Jakarta.

Pengamat komunikasi Cipta Lesmana menegaskan, kinerja media massa selama masa pileg dan pilpres menyedihkan. Sekitar 80 persen media, dalam pemberitaannya, mendukung pasangan capres-cawapres tertentu. “Ini menyedihkan. Media yang seharusnya memainkan peran mediator komunikasi antara pemerintah dan rakyat malah menjadi aktor komunikasi politik,” ujar Cipta.

Pakar pendidikan Soegeng Santoso, yang juga guru besar tetap Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengatakan, media harus dapat menyajikan berita yang lebih akurat, berdasarkan fakta-fakta, dan tidak membumbuinya dengan hal-hal yang dapat menimbulkan antipati. “Media harus dapat memberikan pendidikan politik yang benar kepada rakyat,” ujarnya. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Sumber: www.kompas.com / Selasa, 4 Agustus 2009
http://www.kompas.com/read/xml/2009/08/04/12524361/Rendah..Peran.Media.di.Pemilu.2009

Published in Berita LPDS