Jakarta (Berita LPDS) – Terbentuknya reputasi baik atau positif bagi masyarakat menjadi kunci sukses kinerja komunikasi korporat, sehingga tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban, kata Kepala Corporate Communication PT Djarum, Rudijanto Gunawan, saat menjadi narasumber di LPDS, Jakarta, Selasa, (26/5).
“Hal paling mahal di dunia ini adalah reputasi. Itu sebabnya reputasi harus dibangun dan dipertahankan dengan susah payah,” ujarnya di hadapan empat peserta Pelatihan Jurnalistik Intensif (PJI) Angkatan ke-26 Program Kehumasan di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS).
Alumnus Sekolah Tinggi Publisistik (STP, kini menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/IISIP) dan Fakultas Komunikasi Universitas Dr. Moestopo (Beragama) tersebut membagikan pengalamannya selama ini mengelola komunikasi korporat (corporate communication), terutama program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
Rudijanto mengemukakan, CSR lebih mudah diterjemahkan ibarat “kulit jauh lebih dekat dengan tubuh dibandingkan dengan baju”. Dengan kata lain, reputasi perusahaan harus dimulai secara internal manajemennya, dan pada gilirannya memberikan pengabdian yang seimbang dan secara berkesinambungan terasa manfaatnya bagi masyarakat.
“Salah satu contohnya, CSR PT Djarum Bakti Olahraga menerapkan pendekatan dari olahraga rekreasi menuju prestasi dunia, yakni melalui bulu tangkis,” ujarnya.
Ia pun menceritakan bagaimana Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum di Kudus, Jawa Tengah (Jateng), justru dimulai dari gudang tembakau yang digunakan menjadi lapangan bulutangkis dalam ruang (indoor) oleh karyawan pabrik rokok PT Djarum.
“Suatu hari ada anak umur delapan tahunan ikut bermain di sana. Tenyata, anak tersebut di kemudian hari dikenal sebagai salah seorang jagonya bulutangkis tingkat dunia dari Indonesia, yaitu Lim Swie King,” katanya menambahkan. (*)
(Foto: Rudijanto Gunawan saat berbagi wawasan dan pengalamannya di LPDS)
Published in