Jakarta – Rencana pemerintah untuk mengesahkan kembali Ujian Nasional (UN) memicu beragam pendapat di SMA Sumbangsih. Beberapa siswa menentang keputusan ini, sementara yang lain mendukungnya.
Salsabila Arianti Putri, siswi SMA Sumbangsih, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut. Menurutnya, pengesahan kembali UN akan mengurangi peluang siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri karena terbatasnya kesempatan yang ditawarkan oleh ujian tunggal ini. Ia juga menyoroti bahwa kelulusan siswa mungkin terhambat jika mereka gagal dalam UN, terutama dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
Sebaliknya, Amanda Risty, siswi lain dari sekolah yang sama, mendukung pengembalian UN. Menurutnya, UN dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan, baik dari sisi guru maupun siswa. Ia berpendapat bahwa adanya UN akan menekankan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Pandangan positif juga disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah SMA Sumbangsih, Bapak Ali Sugiarta. Menurutnya, UN penting sebagai tolok ukur keberhasilan siswa di tingkat nasional, yang kini hilang setelah UN ditiadakan. Namun, ia mencatat bahwa persiapan UN seringkali menimbulkan tekanan bagi siswa, dan sekolah juga menghadapi kendala seperti distribusi soal yang kadang terlambat.
Sebagai solusi, Bapak Ali menyarankan agar siswa belajar secara reguler sejak awal kelas 12 dan rutin mengikuti tryout agar lebih siap menghadapi UN tanpa merasa tertekan. Ia menekankan pentingnya persiapan yang matang dan berkelanjutan untuk menghadapi ujian tersebut.
Rencana pengesahan kembali UN ini menjadi perbincangan hangat di lingkungan pendidikan, mengingat dampaknya yang cukup signifikan bagi siswa dan sekolah. Pemerintah diharapkan mempertimbangkan berbagai masukan dari pemangku kepentingan sebelum mengambil keputusan final terkait pelaksanaan kembali UN. (Wildan Nur Alif Kurniawan. Mahasiswa Magang PNJ)
Published in