Siaran Pers: Dua wartawan Bengkulu menangkan tiket ke Paris

Jakarta (Berita LPDS) – Helti Marini Sipayung, wartawan ANTARA di biro Bengkulu, dan Firmansyah, wartawan Kompas.com di Bengkulu, memenangkan lomba menulis isu lokal tentang perubahan iklim.

Pengumuman hasil lomba dibacakan dalam pembukaan lokakarya LPDS “Meliput Daerah Ketiga” di kedutaan besar Norwegia di Jakarta Rabu 19 Agustus. Kedua wartawan pemenang memperoleh hadiah tiket dan akomodasi  meliput konferensi Perserikataan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim (UNFCCC COP 21) di Paris 30 November- 11 Desember 2015.

 

Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), dengan kerjasama Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia,  menyelenggarakan lomba menulis feature interpretatif ini.

Lomba terbuka untuk diikuti lebih dari 300 wartawan alumni rangkaian lokakarya LPDS bertema Meliput Perubahan Iklim yang telah berlangsung di berbagai provinsi  sejak Maret 2012. Sebanyak 42 entri/karya masuk  selama masalaku lomba dari 18 Juni hingga 31 Juli 2015.

Direktur Eksekutif LPDS Priyambodo RH mengemukakan, mewakili Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro (YPMA) yang menaungi LPDS mengucapkan terima kasih atas komitmen Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia di Jakarta yang tetap berkomitmen mendukung kemajuan pendidikan dan pelatihan wartawan di Indonesia.

“Khusus pemberangkatan dua wartawan pemenang lomba dan alumni pelatihan Peliputan Perubahan Iklim LPDS dan Norwegia ini diharapkan dapat meningkatkan cakrawala mereka meliput dalam skala lebih tinggi. Level internasional di Paris,” ujarnya.

Ia pun berharap, Helti Marini Sipayung (Rini) dan Firmansyah dapat mengambil manfaat mewawancarai narasumber internasional sekaligus membuka jejaring dengan para wartawan mancanegara peliput UNFCCC COP 21.

“Rini dan Firmansyah juga akan hadir meliput mewakili perusahaan persnya masing-masing, namun hal yang lebih penting lagi adalah mereka hadir mewakili wartawan Indonesia. Apalagi, Indonesia juga memainkan peran penting dalam forum internasional ini,” demikian Priyambodo.

“Saya ucapkan selamat pada pemenang dan semua yang hadir di sini karena Anda semua memberi informasi krusial tentang perubahan iklim,” ujar Hilde Solbakken, wakil duta besar Norwegia saat membacakan pengumuman pemenang lomba selesai kata sambutannya pada pembukaan lokakarya.

“Saya berterima kasih atas kehormatan ini. Saya akan tetap menulis tentang perubahan iklim untuk memperluas kesadaran umum tentang masalah ini,” Demikian Helti Marini Sipayung dalam bahasa Inggris dan Indonesia waktu diminta tanggapannya. Helti adalah satu dari 10 peserta lokakarya Meliput Daerah Ketiga dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang akan bertugas meliput isu lokal perubahan iklim di daerah yang bukan daerah asal dan Jakarta.

Entri  dinilai Dewan Penguji/Juri berdasarkan empat tolok ukur: 1) pemilihan topik lokal menarik. 2) uraian masalah, dampak dan solusi serta keterkaitan isu dengan perubahan iklim. 3) karya berdaya gereget dan berdampak terhadap pembaca. 4) penulisan lead efektif, naskah bergaya tulis cair dan mencerdaskan.

Dewan Penguji ialah I G G Maha Adi, direktur Society of Indonesian Environmental Journalists, SIEJ; Priyambodo RH, direktur eksekutif LPDS: dan Warief Djajanto Basorie, manager proyek Meliput Perubahan Iklim.

Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh satu karya ialah 300.

Berdasarkan hasil penilaian Dewan Penguji 10 Agustus 2015, dua pemenang lomba adalah:

1. Helti Marini Sipayung, wartawan LKBN Antara Biro Bengkulu, dengan karya jurnalistik berjudul “Memanen Kebaikan Mangrove”, bernilai total 262.

2. Firmansyah, wartawan Kompas.com. Bengkulu, dengan karya berjudul “Kampung Penuh Kotoran Sapi yang Kini Jadi Sentra Biogas”, bernilai total 252.

 

(Siaran Pers ini dipublikasikan pertama kali pada Rabu 19 Agutsus 2015 pukul 12.00 WIB).

 

 

Published in ClimateReporter