Karya Peserta Lomba Jurnalistik Banyu Urip 2017 – “Agrowisata Kebun Blimbing Ngringinrejo, Dulu Desa Miskin Kini Berdaya”

Agrowisata Kebun Blimbing Ngringinrejo, Dulu Desa Miskin Kini Berdaya

Minggu, November 26, 2017 | http://www.literasi.co.id/2017/11/agrowisata-kebun-blimbing-ngringinrejo.html

Literasi.co.id – Kabupaten Bojonegoro Jawa-Timur tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil minyak dan gas bumi (migas),namun daerah tersebut juga memiliki sejumlah potensi alam lain yang bisa dikembangkan,seperti di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu,disini terdapat Agrowisata kebun blimbing

Mayoritas warga di desa tersebut bekerja sebagai petani buah yang rasanya asam manis ini,salah satunya adalah Khusnul Khotimah (50),perempuan tersebut sudah sejak lima tahun terahir menekuni usaha kebun blimbing,tidak hanya menanam,namun buah yang dihasilkan juga ia jual sendiri di areal Agrowisata kebun blimbing

“Alhamdulilah,sejak dijadikan agrowisata kita lebih mudah menjual blimbing hasil panen” teranya,kamis (23/11/2017)

Khotimah mengatakan,jika rata-rata setiap hari ia bisa menjual blimbing antara 15 sampai 25 kilo gram,itu untuk hari biasa,namun jika waktu libur ahir pekan atau libur hari besar bisa meningkat dua kali lipat

“Satu kilo gram blimbing harganya 8000 rupiah,hasilnya lumayan buat kebutuhan keluarga” ungkap perempuan berjilbab ini

Tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari,namun hasil dari usaha kebun blimbing ini juga mampu mengantarkan anaknya hingga ke bangku kuliah,bukan hanya khotimah sebagian besar warga desa ini juga mendapat manfaat adanya Agrowisata kebun blimbing

Sementara itu,Kepala Desa Ngringinrejo,Mohamad Syafi’i mengatakan,saat ini tercatat ada 104 petani,yang menanam buah belimbing di areal perkebunan seluas 21,4 hektar.kebun blimbing tersebut dikelola oleh kelompok Sadar Wisata Agro Jaya,yang merupakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

 “Kebun blimbing desa ngringinrejo menjadi agrowisata sejak tahun 2014 lalu” terangnya

 Syafi’i menceritakan,jika ngringinrejo dulu merupakan desa yang mayoritas warganya miskin,salah satu penyebabnya adalah lahan warga yang tidak produktif,karena daerah tersebut rawan terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo

“Dulu warga sering gagal panen,saat lahanya ditanami palawija maupun jagung,sebelum ditanami buah belimbing seperti sekarang” ungkap pria berkaca mata ini

Menurut Syafi’i,adanya Agrowisata juga mendongkrak harga blimbing,karena sebelumnya harga buah tersebut hanya 3000 rupiah,sekarang menjadi 8000 rupiah perkilo gramnya,satu pohon blimbing rata-rata bisa menghasilkan 50 sampai 70 kilo gram buah pertahun,itu berarti jika harga blimbing 8000 rupiah,maka kebun seluas 21,4 hektar bisa menghasilkan 5 milyar rupiah

“Itu belum termasuk usaha yang berkembang selain kebun blimbing,seperti banyaknya warung dan usaha kuliner yang tumbuh,setelah adanya agrowisata ini” jelas pak kades

Tidak hanya perekonomian warga yang terdongkrak,Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Ngeringinrejo juga ikut meningkat,PAD tersebut diperoleh dari tiket masuk di lokasi agrowisata kebun blimbing,satu tiket seharga 2000 rupiah

Jumlah pengunjung di lokasi Agrowisata kebun blimbing terus meningkat dari tahun ke tahun,pada tahun 2014 jumlah pengunjung mencapai 98.000 orang,tahun 2015 sebanyak 113.000 orang,terahir tahun 2016 sebanyak 120.000 orang atau wisatawan,tidak hanya dari lokal Bojonegoro,para pengunjung juga datang dari sejumlah daerah,seperti Tuban,Lamongan, Surabaya, hingga Jakarta. (DMA)

Published in Inside Mining