Warga Sedahkidul Bojonegoro Deklarasi Anti “Hoax”
Minggu, 3 September 2017 | http://www.antarajatim.com/lihat/berita/204622/warga-sedahkidul-bojonegoro-deklarasi-anti-hoax
Bojonegoro (Antara Jatim) – Warga Desa Sedahkidul, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar deklarasi anti “hoax” dengan membuat pernyataan sikap yang dibaca secara bersama juga menggelar tanda tangan di atas banner, Minggu.
Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Sedangpotro, Desa Sedahkidul, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro Rasidin dalam deklarasi anti “hoax” menyatakan pemuda dan pemudi di desa setempat akan santun berkomunikasi di internet dan media sosial.
Selain itu, juga menolak “hoax” atau berita bohong, fitnah, dan ujaran kebencian termasuk sara dan tidak akan menyebarkan berita “hoax”.
“Sekarang pembuat berita ujaran kebencian juga berita bohong di media sosial bisa dikenai hukuman penjara,” kata dia didampingi Kepala Desa Sedahkidul, Choirul Huda dan Ketua Karangtaruna Desa Sedangkidul, Didik.
Camat Purwosari, Bojonegoro Bayu Dono, dan Sekretaris Dinas Kominfo Ngasiadji dan Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Kominfo Djoko Suhermanto secara bersama menyatakan mendukung kegiatan warga Sedangkidul, yang mendeklarasikan anti “hoax”.
Pada kesempatan itu, Bayu Dono meminta warga di daerahnya bisa menguasai teknologi dan informasi karena sudah menjadi kebutuhan.
Namun, kata dia, warga harus berhati-hati dalam memanfaatkan media sosial juga internet agar tidak masuk dalam ranah hukum.
Ia mencontohkan salah seorang warga di Kecamatan Gayam, yang bertetangga dengan Kecamatan Purwosari, ditangkap polisi dari Sukabumi, Jawa Barat, karena menulis di media sosial tanpa menggunakan etika.
“Kami minta warga dalam memanfaatkan media sosial jangan seenaknya. Manfaatkan untuk yang bermanfaat, seperti memasarkan produk industri,” kata dia menjelaskan.
Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro Djoko Suhermanto, menambahkan KIM juga relawan teknologi dan informatika (RTIK) dan karang taruna diajak bersama-sama melawan “hoax” sejak tiga bulan lalu.
Secara rutin, menurut dia, kominfo menggelar diskusi melawan “hoax” dengan acara “njungok bareng” (duduk bersama) dengan mengundang nara sumber dari tokoh KIM, RTIK dan jajaran karang taruna.
“Acara “njungok bareng” dengan mengambil lokasi di kecamatan berpindah-pindah akan terus berlanjut,” ucapnya menegaskan. (*)
Published in