Karya Peserta Lomba Jurnalistik Banyu Urip 2017 – “1000 Ton Beras Kemanusiaan untuk Afrika”

1000 Ton Beras Kemanusiaan untuk Afrika

Rabu, 26 April 2017 | http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/1000-ton-beras-kemanusiaan-untuk-afrika

Blora – Sebanyak 1000 ton beras kemanusiaan untuk Afrika mulai diberangkatkan oleh lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Secara simbolis, Bupati Blora, Jawa Tengah, Djoko Nugroho, memberangkatkan sejumlah kontener pengangkut beras menuju pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/4/2017). Untuk selanjutnya, berlayar dengan kapal Kemanusiaan menuju Afrika.

Syuhelmaidi Syukur selaku Pemimpin Program Kapal Kemanusiaan ACT, menyatakan, beras tersebut berasal dari petani Kecamatan Cepu, Kabupaten Bolora, Jawa Tengah hingga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pihaknya mengaku, beras tersebut berasal dari 500 Petani yang ada di wilayah setempat.

“Serta melibatkan 200 relawan mulai dari pengepakan hingga menaikkan ke dalam kontener,” jelasnya, kepada suarabanyuurip.com, Rabu (26/4/2017).

Untuk diketahui 1000 ton beras yang tersebar di 4 titik Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang diangkut secara bertahap. Ahyudin, Presiden ACT menambahkan, pelayaran kapal telah ditentukan jadwalnnya. “Insya Allah, pada tanggal 29 April, kapal kemanusiaan dengan mengangkut 1000 ton beras yang dimuat dalam 40 kontener bakal berlayar dari pelabuhan tanjung perak Surabaya hingga Mongodishu Somalia,” terangnya.

Program ini, lanjut dia, terkait situasi kalaparan yang berhitung dengan waktu. Sementara proses edukasi dan penggalangan masih simultan berjalan. ACT menyiapkan scenario percepatan.

“Tanpa menunggu penggalangan itu terhimpun, dengan dana yang ada kami beli gabah daripetani binaan kami, dan sejumlah usaha penggilingan di Cepu dan Bojonegoro. Hasilnya, beras yang baru dipanen, tentu berkualitas bagus. Beras inilah yang akan diberangkatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Ahyudin, menyatatakan, Kapal Kemanusiaan adalah ikhtiar meluaskan partisipasi. “Kalau yang kecil saja rela menyumbang makanan yang mereka santap, tentu yang lebih mampu, bersedia berkontribusi lebih besar mendukung terwujudnya kedaulatan pangan Negeri ini. Berawal dari kemampuan melayani krisis kemanusiaan,” jelasnya.

Sutriyono, anggota Komisi II DPRRI, menyatakan, jika program itu sekaligus menjadi pengendali harga gabah di pasaran yang selama ini menyusahkan para petani. “Dengan program ini, bisa menjadi pengendali harga. Karena petani adalah pahlawan pangan, jadi petani juga harus makmur,” tandasnya.

Dirinya  merasa prihatin, saat masa panen, harga gabah justru jatuh. Saat masa pemupukan, justru harga Pupuk mahal. “ACT akan membeli beras petani diatas harga pasar. Selama program ini berlangsung,” ucapnya.

Bupati Blora, Djoko Nugroho, berharap program kemanusiaan itu terus berjalan. Dirinya menyatakan akan terus memberikan dukungan. “Blora saat ini tidak lagi kekurangan pangan. Justru Blora bisa mengirimkan beras ke tempat lain,” ujarnya. (ams)

Published in Inside Mining