Warga Sekitar J-TB Mandiri dari Pengelolaan Air Bersih
Mengentas Belenggu Kekeringan Warga Pinggiran Hutan
Selasa, 28 November 2017 | http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/mengentas-belenggu-kekeringan-warga-pinggiran-hutan
Siapa sangka warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mampu keluar dari derita panjang kekeringan yang selama ini menjeratnya. Bahkan BUMDes setempat mampu mengelola saluran air ke rumah warga dengan baik hingga menjadikan mandiri tak menggantungkan droping air dari Pemkab Bojonegoro.
SENJA mulai beranjak ke rembang petang di sekitar proyek Unitisasi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB). Guratan sinar sang surya mulai kemerahan di ufuk barat. Segumpal awan tipis berarak perlahan digendong angin, seakan mengiringi Sang Bagaskara pejamkan mata beranjak ke peraduhan.
Sementara lalu-lalang mobil proyek melintas melalui jalan masuk lokasi proyek sipil J-TB yang masuk di tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Ngasem, Purwosari dan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, silih berganti. Aktivitas proyek benar-benar tak mengenal jeda.
Tak begitu jauh dari lokasi proyek yang di operatori Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) tersebut ke arah barat terdapat permukiman penduduk yang sedang menikmati kebahagian karena terlepas dari belenggu kekeringan air bersih bertahun tahun mereka rasakan setiap musim kemarau panjang. Permukiman tersebut adalah Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo.
Desa yang terletak dipinggiran hutan dan terdapat tiga dusun, yaitu Dusun Kramanan, Kalongan, dan Nglambangan tersebut terlapas dari cengkeraman kekeringan pada Tahun 2014 setelah mendapatkan bantuan dari PEPC berupa pembangunan dua titik sumur, dua torn (tandon air), dan penyambungan pipa saluran rumah warga.
“Sejak dulu saya masih kecil setiap musim kemarau panjang warga selalu susah mencukupi air bersih untuk kebutuhan sehari hari seperti kebutuhan memasak, minum dan mandi. Baru pada akhir tahun 2014 bisa terlepas setelah mendapat bantuan dari PEPC,” kata Parmin, kepada suarabanyuurip.com.
Menurut Parmin, kala itu kekeringan air bersih selalu menjadi momok bagi warga Jatimulyo. Jika pun bisa mendapatkan air bersih harus menempuh perjalanan cukup jauh sekira lima kilo untuk sampai sendang yang ada di desa tetangga.
“Itupun masih ngantre berjam jam bahkan hingga larut malam untuk mendapatkan air hanya dua jerigen isi 30 literan,” ujarnya mengisahkan.
Penantian panjang warga berkecukupan air bersih kini telah terwujud. Sehingga membuat beban warga terkurangi. “Alhamdulillah sekarang kebutuhan air bersih sudah terpenuhi,” tutur pria yang berdomisili di Dusun Kramanan ini.
Sementara Kepala Desa (Kades) Jatimulyo, Teguh Widarto, mengatakan, total penduduk Desa Jatimulyo yang berdomisili di tiga dusun, yaitu Dusun Kramanan, Kalongan, dan Nglambangan, kurang lebih sejumlah 3.665 jiwa, 1095 Kepala Keluarga (KK). Dengan mayoritas bekerja sebagai petani tadah hujan, buruh tani, peternak Sapi, dan Kambing.
Teguh bercerita, banyak upaya dilakukan bersama perangkatnya agar warga tercukupi air bersih. Mulai dari minta penambahan droping air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dari 30 mobil tangki air menjadi 40 mobil tangki air bersih.
“Penambahan pengiriman air kala itu belum mampu mencukupi keseluruhan warga,” kata Teguh.
Meski dirasa berat tak lantas membuat Teguh Widarto berkecil hati. Upaya untuk meringankan beban warganya terus dilakukan. Hingga pada akhirnya pada Tahun 2014 mengajukan proposal bantuan kepada PEPC.
“Alhamdulillah disetujui. Bersama tim PEPC mencari sumber air, dan ditemukan dua titik sumber mata air yang bagus lantas dibagunkan. Termasuk juga dibangunkan dua torn (tandon air), dan penyambungan pipa saluran rumah warga,” ujarnya.
Pertama kali sebagai pemanfaatnya adalah warga di empat Rukun Tetangga (RT), yaitu Dusun Kalongan, RT 9 dan RT 10 sebanyak 143 KK, 370 Jiwa, Dusun Kramanan, RT 11 dan RT 12 sejumlah 164 KK, 580 Jiwa, dan sebagian warga Dusun Nglambangan, yaitu di RT 06 Puthuk sebanyak 27 KK, 75 Jiwa.
“Bulan Mei 2014 mulai dibangun, bulan Juli 2014 diserah terimakan PEPC kepada Pemdes Jatimulyo. Waktu itu, baru 10 titik jaringan saluran rumah. Lima titik di Kramanan dan lima titiknya lagi di Kalongan,” tuturnya.
Untuk bisa menambah pemanfaat, kata Teguh, memberikan kepercayaan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Daya Karya Mulia untuk mengelolanya. Cara itu dilakukan agar BUMDes mampu mandiri melalui pengelolaan air.
“Alhamdulillah sekarang sudah tidak lagi minta dropping air dari Pemkab Bojonegoro. Bahkan sekarang sudah berkembang menjadi 350 titik jaringan saluran rumah dan satu sumur pengembangan,” jelasnya.
Saat ini saluran air bersih yang dikelola BUMDes Daya Karya Mulia tidak hanya dinikmati warga Desa Jatimulyo saja, namun juga sudah mampu berkembang ke desa tetangga. Sebanyak 30 rumah tangga yang ada di Dukuh Pepe, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, sekarang bisa ikut menikmati mudahnya mendapatkan air yang menjadi kebutuhan pokok hidupnya. Upaya pengembangan akan terus dilakukan agar bisa menambah banyak pemanfaat.
Diharapkan kedepan program program PEPC juga terus ditingkatkan. Seehingga warga sekitar proyek J-TB semakin meningkat perekonomiannya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PEPC, dan Pemerintah. Berkat uluran tangannya warga kami sudah tidak lagi kesulitan air bersih. Sehingga, sedikit demi sedikit perekonomian warga juga mulai meningkat, karena sudah tidak mengantre air bersih seperti beberapa tahun silam,” ungkapnya.
PGA & Relations Manager PEPC, Kunadi, mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemdes Jatimulyo terus mengembangan saluran air bersih ke warga tanpa lelah. Pada dasarnya pemberian bantuan yang dilakukan PEPC sebagai suport, untuk bisa terus dikembangkan bagi warga sekitar yang membutuhkan air bersih. Selain itu juga sebagai bentuk kepedulian kepada warga sekitar operasi.
Dia menambahkan, semua pihak harus ikut menjaga, merawat agar tidak mudah rusak. Sehingga, kedepan saluran air yang sudah ada berjalan baik, dan dapat terus dimanfaatkan secara lancar sesuai harapan.
“Semoga apa yang diberikan PEPC dapat berguna, dan bermanfaat untuk selamanya bagi warga Jatimulyo khususnya, juga warga desa tetangga lain umumnya. Kedepan semakin baik, dan berkembang luas,” tutupnya. (Samian Sasongko)
Published in