LPDS Gelar Webinar untuk Memperingati Hari Kartini

Jakarta – Bertepatan dengan hari lahirnya R.A. Kartini 21 April 2021, LPDS menggelar webinar dengan tema “Hari Kartini 2021”. Untuk acara kali ini LPDS menghadirkan Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times dan Direktur Komersial PT Pelabuhan Indonesia II Persero, Rima Novianti. Ada pun sebagai moderator, Marga Rahayu, dari RRI Samarinda.

Uni Lubis

“Kerja dan perjuangan jurnalis perempuan mewujudkan kesetaraan gender terhambat ekosistem baik di rumah maupun di kantor” kata Uni Lubis yang membawakan teman “Jurnalis Perempuan Memperjuangkan Kesetaraan Gender.”

Menurut Uni, belum semua kantor memberikan dukungan kepada jurnalis perempuan secara memadai seperti, misalnya, adanya  ruang laktasi.  Selain itu,  para jurnalis perempuan  tidak hanya membutuhkan ruangan itu, tetapi juga membutuhkan pengasuh untuk anak-anaknya. Itu semua agar jurnalis perempuan bisa berkerja dengan tenang sama seperti jurnalis laki-laki.

Uni Lubis  mengatakan jurnalis perempuan  masih mengalami diskriminasi. Jurnalis perempuan juga dianggap tidak mampu meliput isu-isu keras dan menghambat kerja jurnalis laki-laki.

Diskriminasi tak hanya sampai di situ. Jurnalis perempuan juga masih mengalami diskriminasi akses dalam hal pelatihan dan pengembangan profesi.  Kepemilikan media dan pemimpin perusahaan juga masih didominasi oleh laki-laki, termasuk  promosi.

“Perjuangan untuk meraih kesetaraan gender itu juga masih berat dikalangan media dan jurnalis itu sendiri” ujar Uni Lubis.

Rima Novianti

Ada pun Rima Novianti membahas mengenai Peran Perempuan di Era Pandemi Covid-19. “Banyak  efek pandemi yang sangat berat untuk perempuan dan khususnya pekerja wanita” kata Rima.

Menurut Rima, pekerja perempuan di era pandemi Covid-19 memiliki peran yang berat. Terutama dalam hal pengawasan pendidikan anak. Semestinya anak diawasi oleh guru, namun sistem pembelajaran dalam jaringan ini mengharuskan “ibu” untuk melakukan pengawasan dan pembelajaran terhadap anak.

Karena hal tersebut, kata Rima pekerja perempuan menjadi memiliki double gardan. Di mana perempuan ini harus membagi waktu bekerjanya antara pekerjaan kantor, pekerjaan rumah dan pengawasan pendidikan anak.

“Semua perempuan Indonesia wajib menjadi “ibu bangsa,” yaitu menyiapkan generasi penerus, generasi yang unggul, generasi yang bertanggung jawab, nasionalis, kreatif, inovatif, dan berdaya saing, dan berwawasan kebangsaan yang sehat jasmani dan rohani” ujar perempuan lulusan S1 dan S2 Universitas Indonesia yang pernah mengikuti berbagai pelatihan manajemen, antara lain,  di Swis, Belgia, dan Amerika Serikat ini. (niswatul)

Published in Berita LPDS