(Sumber: harian Kompas)
Jakarta – Web perguruan tinggi di Indonesia kurang kompetitif di tingkat dunia. Dari sekitar 2.800 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, tidak satu pun yang bisa masuk dalam 100 web perguruan tinggi terbaik di dunia.
Dalam rilis Webometrics edisi Januari 2009, tidak satu pun perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang masuk dalam daftar Top 15 Asia. Dalam Top 100 Asia, Universitas Gadjah Mada berada di peringkat 64 dan Institut Teknologi Bandung pada peringkat 71. Untuk peringkat 1 sampai 5 Asia berturut-turut University of Tokyo, National Taiwan University, Kyoto University, Peking University, dan University of Hongkong.
Perguruan tinggi di Indonesia hanya bisa menembus Top 1.000 dunia, yaitu Universitas Gadjah Mada (peringkat 623), Institut Teknologi Bandung (676), dan Universitas Indonesia (906).
Sebanyak 33 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia masuk dalam 5.000 Top Dunia. Namun, kondisi ini bukan prestasi yang luar biasa, justru menggambarkan kurang kompetitifnya perguruan tinggi di Indonesia di tingkat dunia.
Empat tolok ukur
Dosen Teknologi Informasi dari Universitas Mercu Buana, Yenon Orsa, mengatakan, peringkat yang disusun Webometrics berdasarkan tolok ukur pada empat hal. Pertama, visibility (V), merupakan jumlah halaman yang terindeks oleh empat sumber utama (source engine), yaitu Google, Yahoo, Live Search, dan Exalead.
Kedua, size (S), yakni jumlah halaman yang terindeks oleh empat sumber utama tadi. Ketiga rich (R) files, pemilihan file yang terdeteksi, terdapat file yang dipilah memiliki tingkat relevansi terhadap aktivitas akademik dan publikasi ilmiah dalam bentuk Adobe Acrobat (.pdf), Adobe Postscript (.ps), Microsoft Word (.doc), dan Microsoft Powerpoint (.ppt). Keempat, scholar (Sc), yakni jumlah tulisan, kutipan ilmiah, makalah, paper dari setiap domain akademik yang diakses khusus oleh Google Scholar.
‘Kalaupun ada perguruan tinggi Indonesia yang masuk 5.000 Top Dunia, perguruan tinggi itu didominasi yang ada di Pulau Jawa,’ ujarnya.
Untuk luar Jawa hanya diwakili oleh Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Riau, Universitas Udayana Denpasar, dan Universitas Lampung.
‘Ini menjadi informasi awal betapa lebarnya kesenjangan digital antara perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa,’ katanya Selasa (3/2).
Rektor Universitas Mercu Buana Suharyadi, perguruan tinggi swasta yang masuk peringkat 4.430 dunia, mengatakan, peringkat Webometrics bukan menjadi tujuan yang ingin dicapai. Meski demikian, Universitas Mercu Buana berupaya memanfaatkan teknologi informasi dalam sistem pengajarannya. (NAL)
(Sumber: Kompas, Rabu, 4 Februari 2009
Published in