Masyarakat Dunia Amati Kabut Asap Indonesia

Jakarta (ANTARA News) – Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik, mengemukakan, masyarakat dunia selama ini mengamati dan ikut prihatin atas kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap dari Indonesia, karena dampaknya menurunkan kualitas kehidupan.

“Masyarakat dunia juga khawatir atas kebakaran di Indonesia. Dampak kabut asap menurunkan kualitas kehidupan, di antaranya gangguan kesehatan, anak-anak tidak bisa sekolah dan kegiatan ekonomi terhenti,” katanya, di hadapan mahasiswa peserta Klinik Menulis Perubahan Iklim Bagi Orang Muda, di Jakarta, Senin (26/10).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Kedutaan Besar Norwegia di Jakarta dan Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) itu, dia menyatakan, kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan memerlukan perhatian semua pihak, termasuk masyarakat internasional.

“Saya sempat ke Palembang dan masyarakat setempat mengungkapkan mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan sangat terganggu atas bencana ini. Mereka memerlukan pertolongan segera,” ujar diplomat karir yang pernah bertugas di Pakistan dan Afghanistan tersebut.

Oleh karena itu, ia menegaskan, masyarakat di tengah bencana kabut asap harus mendapat porsi pemberitaan secara terfokus, agar masalah cepat teratasi.

“Anda pun bisa berperan dengan memanfaatkan media jejaring sosial dengan menyebarkan informasi kebakaran dan kabut asap. Kita bisa menggalang kepedulian bersama, termasuk memantau upaya apa saja yang dilakukan pihak berwenang,” kata master ilmu politik di Universitas Oslo, Norwegia, pada 1994 itu.

Saat ditanya salah seorang peserta mengenai pengalaman positif masyarakat Norwegia menghadapi perubahan iklim, Traavik menyatakan, negerinya yang berada di kawasan Skandinavia, Eropa Utara, mengurangi secara drastis kegiatan industri yang mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup.

“Kami lebih dari satu dasawarsa ini lebih mengandalkan industri berbasis pertanian dan perikanan laut. Ini pun dengan menerapkan aturan yang ketat agar tidak mengakibatkan pencemaran,” katanya.

Ia menyatakan, bicara perubahan iklim sama dengan berani melakukan perubahan mentalitas, salah satu caranya bersepeda sebagai sarana transportasi yang efisien dan menyehatkan.

“Secara pribadi, saya juga bersepeda dari kediaman menuju kedutaan besar. Saya juga bersepeda ke sejumlah lokasi di Indonesia. Di Norwegia dan sejumlah negara yang berkomitmen menjaga lingkungan hidup menyediakan tempat parkir sekaligus kamar mandi umum bagi pesepeda,” demikian Traavik.

 

Published in ClimateReporter