OLeh Demon Fajri, Okezone.com, Kota Bengkulu
(Juli 2015)
SIAPA sangka limbah kertas bekas bisa disulap menjadi lukisan tiga dimensi yang memiliki nilai jual tinggi. Demikianlah pegiat kerajinan Limbah Kertas Sekundang Kencana Rafflesia, Amir Hendi (68).
Usaha kerajinan tangan lukisan tiga dimensi dan miniatur itu sudah digeluti bapak empat anak ini sejak tahun 1986 di Desa Imigrasi Permu Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Mulanya ia terinspirasi dari membuat kerajinan tangan berbentuk peta di tempatnya mengajar.
Selain itu, kata dia, juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya yang banyak tumpukan sampah kertas yang berserakan. Dari sana kerajinan limbah tersebut mulai berangsur digelutinya. Namun, setelah beberapa lama kemudian, ia berkeyakinan, jika kerajinan ramah lingkungan ini dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah sebab memiliki nilai seni yang tinggi.Meskipun sejak tahun 1986 sudah mulai menggeluti usaha kerajinan limbah kertas, lanjut Amir, ia baru serius terhadap usaha kerajinan ini tahun 2002. Hal itu lantaran ia telah pensiun dari pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepahiang.
”Awalnya hanya coba-coba membuat peta dari limbah kertas. Dalam pikiran saya jika usaha ini digeluti, tentu akan menghasilkan uang. Pertama saya buat peta Indonesia dan patung yang semuanya berbahan baku limbah kertas,” kata pensiunan guru salah satu SMP di Kabupaten Kepahiang ini saat ditemui okezone, di kediamannya.
Suami dari Zubaidah (65) ini mengaku bahwa buah karya kerajinan berbahan baku limbah kertas, mulai dari kertas buku, kertas bungkus rokok, karpet telur dan koran itu, sudah menembus pasaran luar Provinsi Bengkulu, antara lain Kalimantan, Bangka Belitung, Pekan Baru, Sukabumi, Jawa Timur, Sumatera Barat.
”Saya membuat kerajinan tangan berbentuk lukisan ini dengan berbagai jenis lukisan tiga dimensi dan miniatur. Mulai dari ikon bunga Rafflesia, buah naga, burung hantu, harimau, lukisan sapi yang berada di tengah sawah, topeng, serta lukisan dan miniatur lainnya,” pria kelahiran 12 April 1947 ini menjelaskan.
Pembuatan kerajinan ramah lingkungan itu, lanjut pria yang dinobatkan sebagai keluarga Sakinah di Kabupaten Kepahiang ini, secara tidak langsung telah menciptakan lingkungan yang bersih dan asri. Selain itu, juga merupakan salah satu upaya mengurangi pengangguran di Kabupaten Kepahiang.
”Saya sudah menyalurkan ilmu kerajinan ini kepada remaja dan kaum ibu di desa-desa di Kepahiang. Setidaknya keahlian dalam membuat kerajinan dari limbah kertas ini dapat menambah penghasilan pendapatan,” kata Amir menerangkan.
Satu lukisan dapat diselesaikannya satu hari hingga satu minggu, tergantung pada ukuran lukisan yang akan dibuat.
”Harga setiap lukisan mulai dari Rp25 ribu hingga Rp500 ribu per buah. Dalam sebulan saya mampu meraup penghasilan sekira Rp2 juta hingga Rp3 juta,” ungkap Amir.
”Alhamdulillah, uang hasil penjualan lukisan ini bisa membantu pembayaran kuliah anak saya,” aku Amir lagi.
Ia optimistis kerajinan yang mulai digeluti sejak 29 tahun silam ini nantinya akan berkembang pesat di lingkungan Kabupaten Kepahiang khususnya dan di Provinsi Bengkulu pada umumnya.
Published in